Di akhirat nanti, mungkin aku bakalan nggak hanya ketemu kucing, tapi juga empat kelinci aku dan sekian ekor ikan yang mati.
Malem habis ngampus buka Twitter, ketemu satu menfess kucing tentang “Apa yang dikangenin dari kucing kita yang udah mati”. Berhubung dalam sejarah hidup aku nggak cuma pelihara kucing tapi juga kelinci (dan ikan, tapi spesies yang satu ini lebih jadi peliharaannya adik aku yang gede, Irsyad), keingetan deh sama satu omongannya Papah di hari yang sama setelah Insiden Kelinci.
“Nanti kamu di mimpi ketemu sama kelinci-kelinci kamu,” kata beliau sambil tersenyum kepadaku, pada siang hari setelah Insiden Kelinci yang terjadi pada saat keluargaku makan sahur di hari pertama Ramadhan tahun 2008.
Ketika aku mendengar perkataan beliau, aku mulai terhibur. Harapanku juga begitu, dalam mimpiku dua kelinci pemberian abangnya Papah itu melompat menghampiriku. Mengapa dalam caption dari tweet yang aku share di atas itu aku tulis “empat ekor kelinci”? Karena, pada tahun 2007, kurleb satu tahun sebelum Insiden Kelinci itu terjadi, Eyang Kakung pernah beliin dua ekor kelinci juga.
Sayangnya, kelinci dari kakekku itu malah cenderung terlupakan karena waktu aku masih kelas IV belum terlalu doyan ke hewan piaraan. Diriku yang masih bodoh banget soal pelihara hewan, nggak tau cara bawa masuk kandang kelinci ke rumah dan alhasil mereka mati kehujanan di luar rumah, hiks! Waktu naik ke kelas V, dalam waktu setahun hati aku serasa terpanggil untuk menjadi penyayang dan penyuka pets. Jika emang beneran di akhirat nanti kita akan dipertemukan kembali dnegan hewan-hewan peliharaan kita, rasanya sedikit khawatir dua kelinci dari Eyang Kakung itu malah nuntut aku.
Keesokan harinya dari Insiden Kelinci itu, aku gak mimpi ketemu mereka lagi. Itu artinya yang lebih membekas dalam ingatanku adalah perasaan bersalahku (guilt) karena sudah nanyeak yang kontroversial pada sahur itu. Juga, perasaan menyesal karena kurang inisiatif untuk masukin kelinci itu ke rumah pas sebelum malam. Aku udah gak terlalu kehilangan kelincinya lagi!
Masuk era pandemi di awal 2020, keluargaku mulai memelihara kucing
Hal yang aku kangenin dari semua peliharaan yang udah terbang ke surga (walaupun ada pula yang berpendapat bahwa untuk hewan tidak ada surga, kalo neraka sih udah jelas banget nggak mungkin ada buat mereka) adalah waktu kami masih bersama, sehingga aku bisa mengurus mereka dengan lebih baik.
Sejak Sabtu kemarin, aku sakit (tapi untungnya nggak sampai ambruk). Juga sampai hari ini masih sedikit pusing, kepala kayak habis muter-muter. Pas H+1 sakit di hari Minggu/Ahad kemarin, aku malah ngetikin banyak isi dari buku catatan antologi yang selama ini dipake nulis. Kerasa, nih, buku hadiah dari antologi ini makin tipis aja!
Alhamdulillah, Majalah Manga Cherry edisi 16 tahun 2007 itu masih ada yang jual di T***pedia! Sejak berburu outfits buat contek gaya berbagai tokoh kartun pada Oktober 2022 lalu, aku jadi males buat beli komik/manga dan lebih suka beli baju. Gara-gara ngetik tentang Insiden Iblis tempo hari, kemarin pas lagi istirahat di kasur aku kepikiran buat cari majalah manga tersebut di toko daring/online. Nantinya pas udah tiba di rumah itu majalah kompilasi berbagai judul komik, aku liat judulnya komik yang aku juluki “kuma/akuma” itu, biar nantinya dicari tankōbon/tankoubon-nya manga itu.
Jarang orang yang tahu istilah tankōbon/tankoubon itu jika bukan penikmat manga, jadi untuk pengertiannya bisa dilihat dari kutipan web di bawah ini.
“Sebelum dijadikan Tankoubon, judul-judul manga tersebut biasanya pertama diterbitkan di majalah manga yang isinya ada banyak judul dan memiliki halaman terbatas. Dan, suatu judul yang terbit dalam majalah manga lalu ternyata terkenal nantinya akan diterbitkan dalam satu buku yang isinya khusus judul tersebut, itulah Tankoubon.”
Pas kemarin lagi sakit majalah itu diorder, sempet khawatir gak akan kebayar hari ini. Sekali lagi alhamdulilah aku udah cukup sehat hari ini, jadinya bisa ngampus, ngelunasin biaya printing, bayar orderan majalah itu, dan bayar biaya tes TOEFL! Waktu bayar dan daftar tes TOEFL itu, paling deg-degan soalnya hari ini terakhir pendaftaran dan dibuka hari pertama itu waktu sakit hari Sabtu kemarin! Untungnya hari ini banyak goal yang sudah tercapai.
Begitu pulang kuliah, aku gak langsung ke rumah tapi langsung cabutnya ke Metro Indah Mall Bandung yang hampir seberangan dengan kampus! Tentu saja buat berburu points di Ch*time cabang situ. Biar kuliah gak ngebosenin, harusnya sih jangan langsung pulang dari bubaran kuliah, tapi eksplor dulu ke berbagai kafe, yang ramah kantong aja. Huft, kayak gini harusnya dari dulu ya biar ada motivasi lebih buat ngampus.
Karena besok nggak ada perkuliahan, harus bikin rencana kegiatan biar jatuhnya hari ini gak mager! Oke, ini rencana buat besok (ditulis menurut skala prioritasnya, ya)!
– rombak total bab I tugas akhir (karena kliennya ganti)
– bikin ulang slide presentasi buat sidang preview tanggal 30 Januari
– menggambar untuk varian yang kedua dan ketiga poster es krim Spongebob, tadinya baru bikin satu (sudah dikerjakan hari ini)
– scan dan olah gambar poster es krim Spongebob tadi
Habis semua goal tadi tercapai di digital printing Dipati Ukur, lanjut ke Ch*time di Living Plaza Dago buat self-reward! Selalu kelewatan tempat itu kalo mo ke DU sejak 2020 lalu, tapinya pikiran seperti ini selalu terlintas setiap kali ngeliat mall tersebut: “Kapan ya aku bisa ke Living Plaza?” Sebelum tinggal sendirian di kost dan punya foto hasil photoshoot, mending rem dulu keinginan untuk narsis di sampul custom dari buku catatan! Makanya, tahun ini harus sempat untuk datang ke Living Plaza Dago dan semua cabang Ch*time lainnya buat dapetin buku planner yang gambar sampulnya aman (kalo pake foto aku lagi cosplay sih bahaya kalo ketauan Mamah).
Kalo habis sakit itu rasanya nikmat dan lega banget bisa mencapai banyak goal sekaligus dalam satu hari! Sebelumnya, rasanya B aja dengan pencapaian seperti itu. Kita biasanya lebih dapat mensyukuri suatu keadaan setelah sebelumnya ada hambatan. Oh, ya, masih ada goal yang lainnya, yaitu rombak total bab I skripsi!
Meski karya aku itu bukan kualitas yang top markotop, rasanya senang banget deh jika sedang mengenang suasana ketika pembuatan gambarnya! Satu gambar yang paling awal dari karakterku Hans Durchdenwald dibuat pada akhir tahun 2019, saat sedang banyak-banyak lagu DJ di media sosial!
Inilah gambar karya aku dengan sejuta kenangan, meskipun pada saat pembuatannya cenderung ala kadarnya, nggak terlalu niat.
Lagu-lagu yang sedang viral dan sering terdengar ketika aku menggambar karya di atas antara lain : DJ Entah Apa yang Merasukimu, DJ SpongeBob Grass Skirt Burung Gagak, DJ Ada yang Tahu Bahasa Orang Gila, dan Lily dari Alan Walker. Pastinya pada periode tersebut ada lebih banyak lagi lagu yang viral, tetapi hanya segitu yang paling sering kudengar ketika sedang proses membuat karya tadi.
DJ Entah Apa yang MerasukimuDJ SpongeBob Grass Skirt Burung GagakLily – Alan Walker (Original bukan DJ)DJ Ada yang Tahu Bahasa Orang Gila?
Buku catatan hadiah antologi makin tipis aja! Itu tandanya buku itu emang dipakai, bukan gular-goler (tergeletak, Bahasa Sunda) sia-sia. Meskipun selama beberapa bulan memang begitulah keadaannya buku itu, terlupakan begitu saja. Jadi kepikiran pengen lebih banyak ikutan event antologi cerpen/quotes yang berhadiah buku catatan! Tapi, untuk sekarang ini lebih pengen buku catatan sampul custom pake foto aku pas lagi cosplay jadi tokoh kartun barat (bukan anime) dan buku agenda Ch*time!
Nantinya, isi dari buku catatan hadiah antologi dan buku-buku kosong terdahulu mau diketik ulang dan di-posting ke blog aku yang ini dan blog aku yang lainnya di Blogspot. Untungnya beberapa dari isi buku catatan tersebut sudah dijadikan postingan blog. Sejak tahun baru 2023, aku bahkan udah punya blog seputar fashion, tapi khusus tentang pakaian yang diinspirasi dari banyak tokoh kartun. Setelah berulangkali bikin blog sejak kurleb sepuluh tahun yang lalu, akhirnya ada total empat blog yang masih berjalan : blog ini, blog khusus curcol di Blogspot, blog tentang Heinz Doofenshmirtz di WordPress, dan yang terbaru adalah blog buat topik fashion sekaligus cosplaying.
Blog fashion tentang rekomendasi item pakaian untuk cosplay tokoh-tokoh kartun Amrik atau Kanada.
Biar ada diferensiasi dengan fashion blogs di seluruh dunia, blog yang teranyar ini khusus bahas cosplaying tokoh-tokoh dari kartun barat khususnya Amrik, dari kartun Kanada juga ada! Para tokoh kartun yang aku pilih buat cosplay ini outfits sehari-hari mereka masih normal, hampir sama kayak pakaian kasual.
Suka lupa aja mau ngetik ulang isi dari banyak buku catatan. Bahkan banyak isi dari buku catatan lama (sekitar tahun 2019 ke bawah) yang belum diketik! Kalo buka blog suka nge-blank mau nulis apa, padahal banyak bahan di buku-buku catatan jadul. Pengennya sih bisa jadi isi blog aku itu dikumpulkan menurut topiknya, dari Insiden Kelinci aja udah menghasilkan puluhan catatan!
Setelah dikumpulkan sesuai topik, lalu diterbitkan. Aku ini boleh jadi orang dengan kecerdasan emosional yang terlambat, lewat curahan pengalamanku yang seringkali menuai kontroversi, dunia akan melihat pengalaman itu dari sudut pandang orang yang mengalaminya. Biasanya kisah mengenai orang dengan mental handicap diceritakan lewat sudut pandang orang di sekitar penderita. Nah, bagaimana jika si penderita handicap itu sendiri yang menceritakan kisahnya?
Tengah hari tadi, habis dari ambil tugas poster di tempat digital printing di jl. Cikapayang, lanjut ke Baltos untuk ke ATM. Habis dari situ, istirahat dulu di Ch*time cabang Baltos. Karena, dari tempat printing ke Balubur Town Square itu jalan kaki nyebrang bawah Jembatan Pasupati! Ternyata Ch*time lagi ngadain promo buku agenda yang warna covernya itu ungu, sesuai dengan warna tema franchise tersebut, sama kayak my favorite color!
Lima hari dari ditulisnya catatan ini, aku dapet info baru bahwa ternyata buku planner ini dijual juga di T***pedia! Tapi lebih asik kalo belinya itu dengan ngumpulin points, karena goal-nya kan keliling cabang-cabangnya di seluruh Kota Bandung!
Pengen sih pengen, tapinya aku agak ragu nih. Keraguan aku ini bukan soal duitnya, tapi aku masih prefer buku catatan yang nantinya pake sampul custom foto aku lagi cosplay, kira-kira jadi Crystal Zilla dari My Dad The Rockstar. Gimana kalo punya dua-duanya aja? Aku khawatir kedua buku tersebut malah jadinya nganggur dua-duanya, kayak banyak buku kosong aku selama ini.
Foto akunya juga belum ada karena belum sempet aja mau photoshoot di studio, lagi fokus tuntasin banyak tugas kuliah! Lalu, aku terpikir untuk mendahulukan beli langsung buku agenda Ch*time atau kumpulkan points untuk mendapatkan buku agenda tersebut. Tunggu setelah buku catatan hadiah dari antologi ini habis dulu. Biar nggak ada lagi buku kosong yang terbengkalai, aku bikin deh urutan buku yang bakal dipake:
Buku catatan hadiah antologi –> buku agenda Ch*time –> buku catatan yang sampulnya foto aku
Fungsi dari buku Ch*time ini lebih ke agenda untuk planning setiap hari, plus buat nyatet tugas-tugas. Sedangkan buku di mana sifat narsis aku keluar dikit di sampulnya, fungsinya mendekati buku diary untuk curhat, nyatet ide gambar, bikin skenario dari halu, dan sederet buah pikiran lainnya. Urusan perkuliahan itu dicatat di buku agenda/planner. Jadi, aku bakalan punya buku dua-duanya.
Kalo mau buku Ch*time, berarti kudu dan wajib sering-sering datang ke sana buat kumpulin points untuk dapetin itu buku (jika dikata duit cekak kalo langsung beli bukunya)! Goal aku waktu bulan Desember 2022 lalu itu kan “keliling cafe se-Kota Bandung”, tapinya nggak kesampaian karena jumlah cafe di Kota Bandung itu nggak terhitung lagi. Nah, dengan mengerucut pada satu franchise, jadinya goal tadi akan lebih mudah untuk tercapai. Sebelum tinggal misah dari ortu (bahaya kalo Mamah sampai ngeliat foto aku lagi pake bajunya Crystal Zilla) ya cari amannya sih buku Ch*time itu.
Ch*time ini ternyata ada juga cabangnya di Metro Indah Mall Bandung, hampir seberangan ama kampusku! Dari kampus habis kuliah bubar, kapan-kapan pen coba ke cabang sana. Sambil healing kumpulin points buat dapetin buku agenda/planner. Goal aku pengennya keliling cafe se-Bandung, dipersempit jadi keliling cabang Ch*time se-Bandung.
Nggak kerasa, buku catatan hadiah dari salah satu buku antologi quotes yang biasa aku pake buat nyatet curhat, udah mau habis lagi aja. Wajar sih, mengingat bukunya itu tipis. Sok-sokan pengen beli buku baru, padahal banyak buku catatan yang masih kosong! Hehehe, kan udah dari lama pengen buku catatan custom pake foto sendiri pas lagi cosplay, tapi fotonya belum ada.
Sebenarnya sifat kabitaan nggak begitu bagus, ya. To be honest, aku emang kabita atau tergiur dengan temen SMA aku yang punya buku catatan pake sampul custom foto dia. Tapi kalo barangnya aku gak suka ya gak akan kepengen aku juga, aku juga kan emang seneng nulis meski itu cuma “ngacapruk” atau nulis gak jelas. Selain karena hobi aku nulis, aku pengen foto aku pas cosplay nanti nggak hanya berakhir di TL media sosial.
Kalau dipikir-pikir, ini adalah salah satu dari few times (kira-kira apa ya Indonesianya? Ini lebih jarang dari “beberapa kali”) aku bersikap narsis, bahkan selfie aja jarang banget. Padahal menurut kuis “Girl’s Test” dari Majalah Girls edisi 15, aku ini masuknya “mencintai diri sendiri tetapi tidak berlebihan”. Bahkan, kayaknya sich udah nyerempet ke arah sebal kepada diri sendiri. Pengen deh setidaknya satu barang dipakein foto sendiri (dulu pas kecil pernah sih punya kaos yang pake foto sendiri pas ke Dufan, tapinya kan feel-nya udah beda antara pas kecil dan jaman sekarang).
Makanya, biar nggak sebal kepada diri sendiri terus, harus membiarkan sekali-kali sifat narsis aku keluar.
Selain Insiden Kelinci, dalam hidupku pernah juga mengalami “Insiden Iblis”. Hanya saja, insiden yang kedua disebut ini (walaupun secara timeline kejadiannya lebih duluan daripada Insiden Kelinci) memang kalah impactful (pengaruhnya kurang) daripada yang pertama disebut. Namun, bukan berarti insiden itu kurang memorable, karena aku selalu kepikiran lagi Insiden Iblis ini setiap kali ada niat pengen ulas manga “Crimson Prince” karya Souta Kuwahara, terbitan Elex Media Komputindo. Pasalnya, ini adalah salah satu dari sekurang-kurangnya dua manga yang aku tahu tentang iblis yang digambarkan sebagai makhluk gagah dan tampan, juga mereka ini tidak selalu jahat dalam cerita mereka.
Tenang saja, Insiden Iblis ini bukan melibatkan iblis yang sungguhan, sama sekali tidak, lho, ya! Insiden ini kejadiannya pas kelas 5, kurang dari sehari sebelum Insiden Kelinci. Pantas saja Insiden Kelinci ini terasa begitu membekas, karena didahului oleh banyak peristiwa yang damage-nya lumayan gede, salah satunya Insiden Iblis ini. Sejak usia belum baligh, ternyata aku ini banyak melontarkan kalimat yang kontroversial, ya?
Insiden Iblis ini terjadi tepat satu hari sebelum Insiden Kelinci (walaupun kurang dari 24 jam). Kejadiannya pada hari terakhir bulan Sya’ban 1429 yang jatuh pada tanggal 31 Agustus 2008 (sejujurnya aku malas ngapalin kalender Hijriyah, tapi otomatis aku apal karena hari itu tepat sebelum hari pertama bulan puasa). Pada tahun 2008 memang sangat mudah untuk ngapalin kalender Hijriyah, karena nyaris bertepatan dengan kalender Masehi. Insiden Iblis ini kira-kira terjadi pada siang atau sore hari, sedangkan Insiden Kelinci terjadi pada saat keluargaku makan sahur hari pertama Ramadhan.
Oke, langsung saja ke inti cerita dari Insiden Iblis ini! Berawal dari suatu judul manga dalam Majalah Manga Cherry edisi 16 tahun 2007, terbitan M&C! Comics, yang mengisahkan tentang seorang gadis dengan pacar atau crush yang merupakan seorang iblis. Sayangnya aku lupa judul manganya, tapi masih ingat betul plotnya. Mereka ini udah sahabatan sejak kecil, si cowoknya itu bilang dia nanti bakalan jadi kuma yang dalam bahasa Jepang artinya “beruang”, si ceweknya ini salah denger, padahal cowok itu bilangnya akuma, yang artinya itu “iblis”.
Dalam kisah tersebut, cowok tadi itu bukanlah makhluk yang jahat apalagi menakutkan, ganteng en gagah banget kayak pangeran aja malahan. Oleh karena itu, pada hari Insiden Iblis itu terjadi, aku menyebut tokoh favoritku Danny Phantom itu adalah sebagai iblis. Berhubung Danny Phantom ini spesiesnya manusia yang bisa bolbal berubah jadi hantu, teman-teman jaman SD nyebut karakter itu adalah “setan”. Makanya aku sebut dia iblis, karena iblis ini lebih kuat daripada sekedar setan.
Aku lebih merujuk kepada toko iblis yang ganteng dan gagah tapi belum tentu jahat di manga tadi, ketimbang iblis yang banyak diketahui orang selama ini, yaitu yang jahat dan menakutkan. Sayangnya, ketika almarhum Papah mendengarnya, bagi beliau tidak ada lagi penggambaran iblis selain yang diketahui secara umum. Hanya ada iblis yang membangkang karena tidak mau bersujud kepada Nabi Adam a.s. dan akan menjerumuskan seluruh keturunannya. Tidak ada versi iblis yang lainnya!
“Istighfar sebelas kali, iblis itu musuh manusia nomor satu!” seru Papah.
Kalau iblis yang itu sih aku juga setuju jika dia harus dimusuhi. Akan tetapi, iblis yang satu ini beda. Meski telah ku jelaskan bahwa iblis yang kumaksud adalah Danny Phantom, bukan makhluk yang aslinya, beliau memang tidak oke dengan pernyataan tersebut. Wajar saja jika mahkluk gaib tersebut dipandang buruk, karena yang digunakan adalah kacamata agama.
Akan lain ceritanya jika iblis dipandang menggunakan kacamata pop culture. Seperti dalam anime atau kartun, iblis ini boleh jadi personality-nya malah bertolak belakang dengan yang selama ini kita tahu dan boleh jadi malah malaikat atau bahkan manusia itu sendiri sebagai tokoh antagonisnya dalam suatu cerita! Oh ya, dua manga yang menceritakan iblis sebagai makhluk yang belum tentu jahat adalah Crimson Prince dan yang kuma/akuma tadi. Lalu ada tokoh King yang merupakan iblis nan imut dan gemoy dari serial animasi kekinian keluaran Disney, The Owl House, dia malah lebih mirip guguk atau serigala mungil ketimbang iblis.
King, si iblis kecil dari serial animasi The Owl House
“Originally, he once sought to restore his supposed title and glory as the ‘King of Demons,’ before he switched to trying to discover his family and reunite with them.”
Artinya : “Pada awalnya, dia pernah ingin mengembalikan gelar dan kehormatannya sebagai ‘Rajanya Para Iblis,’ sebelum dia berubah pikiran untuk berusaha menemukan keluarganya dan bertemu kembali dengan mereka.” Sumber: https://theowlhouse.fandom.com/wiki/King
Ya, lagi-lagi soal perbedaan sudut pandang yang menjadi akar dari masalah dalam Insiden Iblis ini. Hampir sama kayak Insiden Kelinci. Apalagi timeline terjadinya kedua insiden itu juga mepet, terlalu berdekatan karena nggak nyampe sehari. Hanya dipisahkan dengan hitungan jam. Apabila periodenya hampir bersamaan, bisa jadi faktor penyebabnya juga tidak jauh berbeda karena masih menggunakan mindset atau pola pikir yang sama.
Ada satu pertanyaan dalam membandingkan dua insiden yang menuai kontroversi dalam masa pra-remajaku ini : mengapa Papah tidak menyuruhku istighfar pada Insiden Kelinci, tidak seperti pada Insiden Iblis?
Pada Insiden Iblis ini wajar, sangat wajar apabila beliau menyuruhku istighfar sebelas kali, karena aku memang sering berkata hal-hal yang kurang masuk akal sehat. Tetapi, yang aneh itu kenapa pada Insiden Kelinci yang terjadi selanjutnya itu tidak ada perintah seperti itu dari beliau?
Insiden Iblis –> suruh istighfar 11x
Insiden Kelinci –> tidak disuruh istighfar sama sekali?
“You have a hard childhood,” kata Fariz, adikku yang bungsu, ketika aku menceritakan Insiden Kelinci.
Kemarin sehari aja gak nulis, hari ini udah nge-blank lagi ini kepala! Walaupun udah hampir gak ada lagi kegelisahan di hati, kebiasaan nulis ini jangan dikasih kendor. Sepupu aku Mayang udah pernah ke psikolog sebelum aku, katanya dia pernah dikasih tugas nulis catatan harian selama tiga tahun jangan putus. Itu aku dengernya waktu tahun 2018, jika sejak tahun tersebut aku konsisten nulis tanpa putus, mungkin di tahun 2021 udah punya banyak diary!
Makanya, buku catatan hadiah dari buku antologi ini harus cepat habis! Hari ini kepikiran, gimana kalo buku catatan custom dengan sampul pake foto aku itu bikinnya nggak cuma sekali? Alias, ada beberapa buku dengan sampul yang di mana foto aku itu terpampang! Biar cepet ganti buku, berarti buku catatan yang masih dipake buat nulis itu harus habis, dong!
Makanya, jangan bosen-bosen nulis di sini! Semakin sering buka blog ini, semakin banyak yang pengen ditulis di sini. Jika sudah banyak ide, niscaya akan tiada hentinya keinginan untuk mengisi buku catatan yang ada! Tapiii, foto yang mau dipake untuk sampulnya juga belum ada, karena aku belum sempet aja mau ke studio foto untuk photoshoot.
Tiga hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 7 Januari, aku dikasih tau sama orang Twitter tentang kartu tokoh anime kesayanganku! Namanya Min-min dari Gyakuten Ippatsuman (ini anime pernah gak sih tayang di teve nasional Indo?), sebuah anime jadul produksi 1982 yang termasuk dalam serial yang terinspirasi dari anime Time Bokan. Karena anime ini obscure (kalau anime Time Bokan sih pernah tayang di Indo, makanya agak banyak yang tau) dan Min-min ini juga bukan tokoh utama (tapi dia ini jahat meski wajahnya imut, termasuk villainess alias tokoh antagonis), pastinya nggak mudah buat ketemu merch nya. Dari sananya bahkan nggak dibikin figurinnya atau merch yang lainnya.
Makanya begitu tau ada kartu itu, seneng banget. Kayaknya itu kartu jadi satu-satunya merchandise Min-min yang dibikin sama produser aslinya, alias official. Kalo mau bikin merch fanmade sih ya gampang banget, tapi pasti feel-nya beda sama yang ORI. Soal harganya sih mungkin nggak terlalu mihil, tapinya belum dijual di dalam negeri.
Sejauh ini belum ada marketplace lokal yang jual itu kartu Min-min. Mana belum punya kartu kredit lagi buat beli dari toko online LN. Walaupun gambarnya kelihatan kepala dan tangannya doangan, tetep aja seneng selama itu official atau original merchandise. Harga kartu aslinya sih murah, tapi kalo dikurskan ke rupiah, harganya bisa malah jadi mahal!
Sejak akhir 2020 lalu, aku udah demen sama Min-min dari Gyakuten Ippatsuman. Susah deh buat percaya bahwa dia ini tokoh antagonisnya! Bahkan dia jauh lebih imut daripada villainess yang utamanya, Mun-mun. Dia juga punya banyak koleksi outfits yang kece parah!
Sayangnya, ketika semua karakter dari Gyakuten Ippatsuman ada figure-nya, tidak ada Min-min! Merchandise yang official untuk Min-min cuma kartu doangan. Fan art-nya juga jarang banget. Aku kepikiran ide bagus!
Gimana kalo nanti aku sendiri yang bikin Min-min ini jadi terkenal? Aku bisa bikin sendiri fan art dan merchandise buatnya, misalnya kayak mug, buku catatan, tote bag, dan barang-barang custom lainnya. Dari banyak pakaian casualnya, nanti aku cosplay (susah kalo bikin sendiri mission outfit-nya, alias pakaian pas lagi bertarung). Supaya semakin besar peluang untuk dikenal orang, fan art yang aku bikin nanti bisa berupa crossover dengan karakter-karakter lainnya yang lebih terkenal.
Rencananya, aku mau bikin crossover fan art antara dia dengan Lum dari Urusei Yatsura, karena mereka berdua punya rambut hijau botol dan “tahun lahir” mereka sama-sama 1982. Kedua anime dari mana mereka berasal sama-sama merayakan 40 tahun pada tahun 2022 lalu, tapi aku nggak sempet buat bikin fan art tentang mereka berdua. Urusei Yatsura juga bukan anime yang sohor banget macam Naruto atau One Piece, tapi lebih terkenal daripada Ippatsuman karena tahun lalu anime Urusei Yatsura ini dibikin reboot-nya!